11 Oktober 2010

Jadwal dari Tuhan


Seorang anak kecil mendatangi ayahnya yang sedang asyik di depan laptopnya. Belum genap 6 tahun usia si anak. Ia bertanya,


"Ayah, bisakah aku bertemu Tuhan?"


Sang Ayah agak terkaget ditanyai seperti itu. Tak siap ia dengan jawaban, balik bertanya,


"Kenapa kamu ingin bertemu Tuhan?"


"Hanya ingin lihat wajahnya. Tidak bolehkah?" tanya sang anak lagi.


Makin bingung sang ayah. Jika ia mengatakan tidak boleh, anaknya pasti akan bertanya kenapa dan ia sendiri tak tahu jawabannya. Jika ia menjawab boleh, sudah pasti sang anak kemudian akan merengek-rengek minta dipertemukan dengan Tuhan. Gawat! Belum selesai pengakuan dosanya!


"Suatu saat kau pasti bisa bertemu Tuhan, Anakku," jawab sang ayah. Aman!


"Aku ingin bertemu hari ini, Ayah."


"Hmm... sepertinya sulit, Nak."


"Kenapa? Apakah ia sedang sibuk?"


"Ya... begitulah." Ayahnya kini mulai berkeringat.


"Kata ayah, Tuhan itu Maha Kuasa, seharusnya tak sesibuk itu kan, Ayah? Aku perlu bertemu sebentar saja."


"Hmm..."


"Ayah pernah bertemu Tuhan?"


Ayahnya menggeleng.


"Ayah tak ingin bertemu dengannya?"


Ayahnya kembali menggeleng. Lalu berkata, "Kemari, Nak. Ayah hanya percaya suatu saat akan bertemu dengannya suatu hari. Namun, dalam penantian Ayah, Ayah juga percaya ia selalu bersama kita, memberikan cintanya untuk kita. Karena itu yang kita butuhkan. Kita tak perlu mengetahui wajahnya untuk bisa merasakan cinta yang ia berikan." Panjang lebar yang ia katakan, berharap anaknya mengerti.


"Oh, jadi kapan aku bisa bertemu dengannya?"


"Itu hanya dia yang tahu, Nak. Dia yang sudah membuatkan jadwal pertemuannya dengan tiap-tiap makhluk."


"Bisakah aku lihat jadwalnya, Ayah?"


Ayahnya menggeleng lembut. Sang anak berpikir sebentar, lalu turun dari pangkuan ayahnya.


"Baiklah. Aku akan menunggu saja. Aku mau main layangan di depan ya, Ayah!"


Ayahnya mengangguk tersenyum. Senang melihat anaknya tak lagi bertanya macam-macam dan bertindak layaknya anak kecil. Sang ayah lalu kembali ke monitor laptopnya. Satu email baru masuk di inboxnya. Segera ia buka karena nama pengirimnya sangat tak biasa.


Tenang. Kau tak perlu gusar dengan pertanyaan-pertanyaan anakmu lagi. Jadwalnya bertemu denganku adalah sore ini saat ia bermain layangan.
-Tuhanmu-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar