6 Juli 2013

Belajar dari Launching SRRC

Akhirnya... Terwujud juga resolusi saya (beberapa) tahun lalu: nulis buku! Ya! Akhirnya saya rampung menulis satu buku: Seksualitas Rasa Rainbow Cake (SSRC), Memahami Keberagaman Orientasi Seksual Manusia, diterbitkan oleh PKBI DIY dan hari Jumat (5/7) kemarin di-launch di Kedai Kebun Forum, Jogja. Seorang teman saya bertanya bagaimana perasaan saya setelah buku saya dirilis. Saya jawab,

"Plong. Deg-degan luar biasa menjelang prosesnya, tapi setelah semua selesai, rasanya ya.. plong. Tenang. Dan ada dorongan buat lagi... lagi... Kayak make love lah. Hehehe..."

Bagaimana tidak deg-degan, prosesnya saya mulai setelah rampung skripsi. Itu sekitar 6 tahun lalu (Apaaah?). Karena tema skripsi yang saya angkat dianggap cukup menarik beberapa orang, tentang lesbian, ada satu dua orang yang menganjurkan saya untuk membukukan skripsi saya, tentu dengan beberapa perubahan agar tidak terlalu terkesan akademis. Termotivasilah saya. Singkat cerita, sudah beberapa bagian saya format ulang dan karena suatu kecerobohan, file-file-nya hilang lang. Menguap seperti kentut. Saya lalu disibukkan dengan aktivitas saya dan sama sekali tak menyentuhnya lagi. Sampai akhirnya saya kembali ke Jogja dan atmosfirnya tepat sekali untuk memulai kembali proyek pribadi saya tersebut.

Hasil akhirnya cukup jauh dari apa yang saya rencanakan. Buku saya lebih mirip kumpulan kliping. Ya, banyak sekali informasi yang ingin saya sampaikan. Sudah saya pilih-pilih, tetap saja tidak berkurang banyak. Tapi saya puas dengan apa yang saya lakukan. Saya coba bahasakan ulang wacana tentang orientasi seksual dengan bahasa tutur sehari-hari yang lebih ringan dan menyenangkan. Saya kemas ala-ala chef biar lebih renyah, sesuai juga lah sama judulnya.

Yang bikin deg-degan lagi adalah saat menjelang launching buku. Satu 'pembedah'nya adalah seorang peneliti dari kajian Islam yang saya tidak pernah bertemu sebelumnya. Saya bahkan tidak tahu bagaimana pandangannya tentang seksualitas. Saya cuma dikasih tahu pihak penerbit kalo beliau cukup open-minded. Kekhawatiran saya adalah, berapa banyak orang yang tampak open-minded masih bisa mempertahankan keterbukaan pikirnya saat membahas orientasi seksual? Isu ini masih sangat sensitif dibahas dalam kajian agama.

Beruntung saya. Walaupun saya tidak cukup bisa mendalami alam berpikir si narasumber tentang isu orientasi seksual, tapi dia bisa menunjukkan keberpihakan bahwa LGBT adalah manusia yang sudah seharusnya mendapatkan hak yang sama dengan para heteroseksual. Lebih lagi, bagaimana masukan-masukan yang dia berikan, semacam strategi, untuk menyebarkan isu sensitif ini ke lebih banyak orang. Misalnya, dari yang paling dasar dulu adalah soal pengemasan. Buku saya dianggap cukup mampu menjawab persoalan selama ini dimana isu seksualitas lebih sering didiskusikan dengan bahasa-bahasa 'tinggi' yang cukup sulit dipahami banyak orang. Sementara para 'pesaing' isu gerakan hak asasi manusia, alias kelompok fundamentalis, sudah bergerak dengan lebih cerdik: menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dicerna dengan kemasan ngepop, tapi isinya tetep aja doktrin. So, don't judge a book by its cover itu memang masih kata-kata manis semu. Nyatanya tidak demikian. Saya jadi tidak sabar menantikan pihak penerbit menghubungi saya dan bilang, "Cetakan berikutnyaaa..." jadi saya bisa kemas ulang buku saya lebih menarik lagi. 

Komentar lain dari yang hadir di launching dan diskusi buku saya adalah,

"Kok saya lebih suka tulisan Galink di blog ya dibandingkan di buku?"

Nah ini. Pe-eR banget! Dulu saya sempat terinspirasi dari Raditya Dika untuk membukukan blog saya. Tapi setelah saya tengok lagi isi blog saya, isinya kayak gado-gado campur es teler. Apa-apa masuk. Yang penting menarik untuk saya tulis. Kadang isinya tidak tajam. Cuma cuap-cuap saja. Katarsis lah istilahnya. Beda dengan buku yang saya susun, sesuatu banget prosesnya. Milih kata aja gak cuma yang enak didenger tapi juga pertimbangan pantas atau tidak, terlalu begini begitu atau tidak.

Ya masukan dan komentar yang saya dapat selama diskusi banyak mencerahkan saya. Selain soal bagaimana memperbaiki beberapa hal dalam buku yang sudah diterbitkan. Saya jadi tidak sabar untuk memulai proyek selanjutnya... #wink! Dan tentu saja, semakin perhatian lagi sama blog yang belakangan lebih banyak dianggurin #snap!

Oya, ada yang tertarik untuk memiliki dan membaca bukunya? Tetep ya promo hehehe... Bisa dipesan di perpustakaanpkbidiy@yahoo.com. Harganya 45 ribu, belum termasuk ongkos kirim.



baca selengkapnya