14 Desember 2014

Pesan yang Tak Sampai dari Supernova

Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada Dee yang bukunya telah menjelma menjadi film layar lebar. Terlepas dari kekecewaan saya (masih gemas luar biasa dengan tokoh Diva), saya senang karena karya tersebut bisa diperluas pasarnya. Ya, sebagai fondasi Supernova, Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh bukan buku yang mudah dipahami karena kreativitas sang penulis mengawinkan istilah sains dan kata-kata romantis, ide besar tentang alam dan pengalaman sekian manusia yang walaupun hanya bagian titik-titik kecil dari ide besar itu tapi masing-masing saling...
baca selengkapnya

12 Desember 2014

Email dan Etika

Beberapa hari lalu seorang kawan membuat status di akun jejaring sosialnya yang intinya menyindir seseorang –entah siapa, tak ia sebutkan, tak penting juga buat saya tahu- yang tak kunjung membalas email yang ia kirimkan. Padahal, si terkirim email punya gawai canggih yang terhubung dengan internet setiap waktu. Lain lagi di kantor saya, ada satu staf yang mendapat teguran gara-gara caranya berkomunikasi melalui email. Tampak sepele sebetulnya: kegemarannya menggunakan akun pribadi dibandingkan dengan akun email kantor, penggunaan kata yang dianggap kurang sopan dan tata bahasanya yang membingungkan, panjang lebar tapi berputar-putar. Nah,...
baca selengkapnya

17 November 2014

Oleh-oleh dari Bone

Tugas ke lapangan sering kali memberikan saya banyak pelajaran. Tak jarang, siraman yang saya dapat tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan. Namun justru pelajaran-pelajaran itu yang membuat kenop-kenop dalam otak tersambung dan mengalirkan getaran sampai ke hati. Sore itu, saya tiba di Desa Waji, Bone, Sulawesi Selatan, setelah kurang lebih empat jam perjalanan dari Makassar. Tujuan saya adalah menemui salah satu pengguna biogas yang hendak saya wawancara lalu dipublikasikan. Pak Amir namanya. Seperti kebanyakan petani dan peternak di Indonesia yang saya temui sebelumnya, penampilan Pak Amir juga tampak sederhana. Ia baru saja selesai...
baca selengkapnya

5 Agustus 2014

Lelaki Berambut Keperakan

Kopi yang tersuguh di atas meja tinggal separuh cangkir. Hangat dan aromanya sudah menguap bergabung dengan partikel lain di langit-langit rumah. Sebuah tangan yang telah berkeriput meraih gagang cangkir, mengangkatnya dan mendekatkan bibir cangkir pada bibir yang menghitam karena nikotin.  Sang pemilik tangan, seorang lelaki separuh baya berambut keperakan, meletakkan kembali cangkir itu dan meraih sebatang rokok yang menyala, melintang di atas asbak. Ia hirup asap rokok pelan-pelan. Semuanya ia lakukan dalam gerakan lambat. Bukan hanya karena badannya yang menua, tapi ia butuh beberapa waktu untuk menenangkan diri. Lelaki lain yang lebih...
baca selengkapnya

1 Juni 2014

Mari Bercermin

Sebuah kabar beberapa hari lalu membuat saya geram. Sedih. Marah. Bagaimana tidak, di kota yang sudah saya anggap rumah, kota yang katanya menjunjung tinggi nilai keberagaman karena berbagai suku bahkan bangsa tumpah ruah, sekelompok orang berulah. Komplotan oknum menyerang kelompok lain saat mereka beribadah. Ya, perlu saya perjelas, komplotan oknum yang mengatasnamakan agama Islam menyerang sekelompok warga Katholik yang sedang berdoa bersama di sebuah rumah di Yogyakarta. Serangannya lebih dari babi buta. Disebutkan salah satu korbannya adalah anak 8 tahun! Astaga! Alibi ‘karena awalnya dipanas-panasi’ sangat sulit dicerna akal saya jika...
baca selengkapnya

19 Februari 2014

Tak Lagi Bingung Pilih Identitas Gender di Facebook

Facebook melakukan gebrakan di usianya yang 10 tahun dengan menjadi situs jejaring sosial yang menyediakan pilihan gender paling beragam bagi para penggunanya. Ini adalah bentuk pengakuan bagi keberagaman identitas gender dan seksual manusia.  Seperti diberitakan Huffingtonpost, Facebook melakukan ini untuk memberikan pilihan yang lebih luas bagi penggunanya dalam menjelaskan siapa diri mereka, termasuk androgin, bi-gender, intersex dan sebagainya. Tidak tanggung-tanggung, ada kira-kira 50 pilihan istilah gender. Mungkin ini tidak...
baca selengkapnya

11 Februari 2014

Move On Itu Sebagian dari Iman

Siapa saya berani-beraninya bicara soal iman? Sadar akan jarak yang terbentang antara diri saya dengan praktik dan ritual keagamaan, saya memahami keimanan tidak hanya melekat pada agama. Keimanan bagi saya lebih menjurus pada spiritualitas, pada pemaknaan diri, hidup dan hubungannya dengan alam sekitar. Tentang nilai-nilai kebaikan, kebahagiaan dan perdamaian serta bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tunggu. Niat hati ingin menulis yang ringan-ringan, kenapa malah terjebak ngomongin spiritualitas? Haha… Ok, jadi kenapa...
baca selengkapnya

9 Februari 2014

Pers dan Privasi

Atmosfir kompetisi sebagai efek samping dari bisnis lembaga pers atau media massa telah memberikan tantangan tersendiri bagi para pekerja dan pemilik media dalam menggaet sebanyak mungkin penonton, pendengar dan pembaca. Memaksimalkan teknologi adalah salah satu jalan yang ditempuh seperti yang bisa kita lihat dari transformasi bentuk media massa, dari bentuk yang sangat konvensional (media cetak) ke media elektronik dan kemudian media berbasis internet.  Hal lain yang dilakukan adalah dengan meracik artikel atau program yang lebih menghibur dan dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Human interest adalah satu dari sekian kata kunci...
baca selengkapnya

5 Januari 2014

Bahasa, Target Pasar dan Pengakuan Dosa

Saya sedang asyik berselancar di dunia maya, ketika saya menemukan satu Fanpage Facebook. Dari deskripsinya cukup menarik karena si empunya sepertinya hendak menyediakan wadah diskusi dan informasi tentang seksualitas. Sayangnya, deskripsi tersebut ditulis dalam Bahasa Inggris. Sayang bagi saya karena embel-embel ‘Indonesia’ di belakang nama fanpage itu ternyata hanya perkara geografi. Padahal jelas dituliskan kepada orang Indonesialah fanpage tersebut ditujukan. Saya tengok isinya, kebanyakan adalah kata-kata mutiara yang, lagi-lagi, berbahasa internasional tersebut. Saya tak hendak mengatakan kalau nasionalisme mengalir deras dalam darah saya...
baca selengkapnya

2 Januari 2014

Tahun Baru dan Dugaan Kebahagiaan

Kaki saya menghentikan kayuhan sepeda di depan mini market. Hujan yang mengguyur Jogja di hari pertama 2014, membuat saya kerepotan melepas mantel hujan demi mendapatkan sekaleng susu murni untuk menghilangkan sisa-sisa alkohol yang tertinggal dari pesta tahun baru semalam. Sudut mata saya menangkap pemandangan di undak-undakan dekat pintu masuk toko. Sepasang istri suami duduk mengapit sepasang anak perempuan laki-laki. Oh sial, saya sudah berpraduga saja ya. Bagaimana kalau mereka itu tante, oom dan keponakan? Bagaimana kalau mereka itu tak punya hubungan darah? Ah sudahlah, anggap saja demikian. Si ibu dan kedua anaknya sedang sibuk menjilati...
baca selengkapnya